Menggunakan bambu sebagai pengganti plastik untuk memimpin pembangunan hijau, dengan pesatnya perkembangan ekonomi dan budaya global, masalah lingkungan ekologi telah dianggap penting oleh semua lapisan masyarakat.Kerusakan lingkungan, kekurangan sumber daya dan krisis energi telah menyadarkan masyarakat akan pentingnya pembangunan ekonomi dan lingkungan yang harmonis.Konsep “ekonomi hijau” yang dikembangkan untuk tujuan pembangunan ekonomi dan lingkungan yang harmonis secara bertahap mendapatkan dukungan masyarakat.Pada saat yang sama, masyarakat mulai lebih memperhatikan masalah lingkungan ekologi, setelah melakukan penelitian mendalam, namun menemukan bahwa hasilnya sangat mengejutkan.
Polusi putih, atau polusi sampah plastik, telah menjadi salah satu krisis pencemaran lingkungan paling serius di Bumi.
Bambu merupakan elemen penting dalam keseimbangan antara oksigen dan karbon dioksida di atmosfer.Hutan menyimpan karbon dioksida empat kali lebih banyak dibandingkan kayu keras dan melepaskan oksigen 35 persen lebih banyak dibandingkan pohon.Jaringan akarnya mencegah hilangnya tanah.Tumbuhnya cepat, tidak memerlukan pupuk kimia atau pestisida, dan dapat dipanen dalam tiga hingga lima tahun.Sifat “hijau” ini membuat bambu semakin populer di kalangan arsitek dan pemerhati lingkungan, dan kemungkinan besar akan menggantikan kayu tradisional.
Saat ini, bambu sedang dikaji ulang di dunia Barat karena penggunaannya yang luas, harganya yang murah, dan manfaat ekologisnya.
“Bambu bukan sekedar tren yang berlalu begitu saja,” “Penggunaannya akan terus berkembang dan mempengaruhi setiap aspek kehidupan masyarakat.
Kemasan bambu ada banyak macamnya, antara lain kemasan anyaman bambu, kemasan papan bambu, kemasan pembubutan bambu, kemasan tali, kemasan bambu asli, wadah.kemasan bambu dapat digunakan sebagai hiasan atau kotak penyimpanan, atau keranjang belanja sehari-hari, digunakan berulang kali.
Gagasan “mengganti plastik dengan bambu” didasarkan pada dua faktor sosial dan ekonomi.Pertama-tama, “bambu sebagai pengganti plastik” dapat mengurangi emisi karbon dan membantu mencapai tujuan karbon ganda.
Produk bambu mengeluarkan lebih sedikit karbon dibandingkan produk plastik baik dalam produksi maupun daur ulang.
Mencapai tujuan “karbon ganda”, dan benar-benar mewujudkan pembangunan ramah lingkungan yang dipimpin oleh “mengganti plastik dengan bambu”.
Waktu posting: 17 Februari-2023